23 April 2018
Aku berbaring di dalam kamarku, baru saja kesal dengan teman yang menggampangkan sekali keadaanku saat ini. Tidak pernah sebelumnya aku curhat di blog. Malu untuk cerita lagi. Ingin cerita ke teman, tapi aku rasa mereka terlalu sibuk. Atau barangkali aku terlalu sungkan juga untuk cerita ke mereka. Mungkin mereka sudah lelah mendengarkan curhat2 seperti ini. Atau mereka tak punya waktu. Atau kadang mereka membuatmu malah merasa lebih buruk. Lebih baik ngobrol sama tembok di twitter. Namun sekarang twitter jadi ramai lagi. Tapi sungguh, sendirian dengan beban ini di dalam kamar hanya membuatmu semakin sedih. Karena hanya ada kamu dan sesuatu yg kamu sebut masalah ini. Aku kini mulai menyadari beberapa orang yang katanya suka menangis sendiri di kamar. Dulu aku merasa aneh benar dengan orang-orang macam itu. Ih, dasar secara emosional tidak stabil, mengerikan! Dan sekarang aku takut aku akan menangis atau mengalami gangguan secara psikis. Wkwk, lebay amat ya. Kadang aku membayangkan akan jadi hikikomori karena terlalu lama menganggur dan sendirian. Jadi aku luapkan saja semuanya di sini. Aaaaakkkkkk!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!??!!??5?5/9/5=5/4@!48=hahaghHAUANA
Aku, 23 tahun, baru saja lulus ujian dokter, sedang menunggu sumpah mei nanti. Namun saat ini, selama 23 tahun lebih kehidupanku, aku berada pada kondisi yang menganggap diriku paling tidak berguna. Ya, semua orang pasti akan bilang "kamu harus bersyukur". Namun orang-orang itu secara de facto memiliki kondisi lebih baik dariku. Aku tahu harus bersyukur, tapi bukan itu respon yang kuharapkan. Aku bisa mengingatkan diriku berjuta kali untuk bersyukur. Tapi apa lagi yang bisa kau beri agar aku merasa lebih baik? Aku saat ini berada di bawahmu, aku berharap kamu dapat membantuku naik agar bisa sejajar denganmu. Atau cukup tegarkan lah hatiku. Jangan ceramahi aku untuk menerima semua ini! Aku juga ingin maju, tapi memang kepercayaan diriku tidak sebagus itu. Itulah kenapa kata Karl Marx "Agama adalah candu". Bersyukur aja terus! Toh di agama dikatakan "Kejarlah dunia seakan kau akan hidup 1000 tahun lagi. Kejarlah akhirat seakan kau akan mati besok". Hm.
Aku tahu aku harus menerima semua nikmat Allah ini dengan syukur. Aku bahkan yakin Allah punya rencana yang lebih baik. Namun kalau hanya berakhir di situ? Oh, poor me. Aku berharap bisa mengejar pintu rezeki yang lain, namun di saat aku ragu dengan pilihanku kamu seharusnya bisa menegakkanku lagi. Banyak sebenarnya jalan di luar sana. Namun sekali lagi, terkadang dorongan dari teman itu yang jadi amat penting! Bukan ceramahi aku. Aku sudah cerita bagaimana pikiranku saat ini, aku harap kamu mengerti. Kadang aku merasa anak FK itu tidak terlalu sensitif dengan hal-hal seperti ini. Padahal kami dikatakan harus empati.
Orang selalu bilang saat ini kondisiku lebih baik dari beribu-ribu orang lain yang menganggur dengan masa depan tidak lebih jelas dariku. Lagipula kondisiku saat ini tidak buruk-buruk amat. Bukannya sejak S1 aku memang ingin hidup yang lempeng-lempeng saja? Yeah, tapi memang tekanan sosial di sekelilingku membuatku berharap dapat melakukan lebih. Tapi memang mungkin aku yang terlalu malas, kenapa ogah sekali mengejar kesempatan yang ada? Dan kadang heran juga kenapa jadi orang kok terlalu rendah diri? Tidak ada ambisi-ambisi seperti orang lain. Tapi di satu sisi jadi takut juga dengan masa depan nanti, aku bakal jadi apa ya dibanding teman-teman yang lain? Tapi sekali lagi, aku tidak melakukan apa-apa untuk memperbaiki kualitas diri. Wkwk, ingin menertawakan diri sendiri.
Yeah itu saja. Aku mencoba menyerahkan kembali pada Allah Yang Maha Pemurah. Semua kembali pada-Nya. Aku tahu itu. Dan mungkin mulai saat ini, kamu akan jadi tempat sampahku ya blog! Wkwk, kamu ga pernah bantah aku yang cuma pengen buang sampah ini. Dan walaupun tidak ada kata2 menyemangati darimu atau saran2 untukku agar lebih baik, aku tetap suka deh! Wkwkwk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar